Sabtu, 25 Juni 2022

AKSI NYATA MODUL 3.3

 


AKSI NYATA MODUL 3.3

 

Pengelolaan Program Sekolah yang Berpihak pada Murid


PROGRAM EKSTRAKURIKULER SEKOLAH

KETERAMPILAN BATIK TULIS SEBAGAI PENGEMBANGAN LIFE SKILL

BAGI SISWA KELAS ATAS SDN TUMENGGUNGAN SURAKARTA

 



A.   PERISTIWA (FACT)

1.     Latar Belakang

Pembelajaran life skill (keterampilan kecakapan hidup) merupakan salah satu program pembelajaran tambahan yang harus diberikan di sekolah jenjang manapun. Di SDN Tumenggungan, pembelajaran life skill sudah lama dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa. Namun jenis kegiatannya bisa berbeda di setiap tahun, bergantung pada kesiapan sarana dan sumber daya sekolah yang tersedia. Pada akhir semester ini program ekstrakurikuler membatik dengan Teknik tulis dirintis di kelas V sebagai kegiatan praktik bagian dari materi Tema 9 muatan SBdP.

Membuat batik tulis dapat menumbuhkembangkan karakter kreatif, mandiri, dan bergotong royong.

 

Program membatik ini sebelumnya telah disosialisasikan kepada siswa, dan mendapatkan persetujuan serta dukungan penuh dari wali murid.

Dalam penentuan pelaksanaan kegiatan ini, siswa dilibatkan dalam perencanaan, penyiapan alat bahan, hingga proses membatik selesai. Aktivitas ini tentu melibatkan 3 aspek kepemimpinan murid, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • Voice, dimana siswa berkesempatan menuangkan ide kapan dan bagaimana kegiatan membatik akan dilakukan.
  • Choice, yaitu siswa yang menentukan pemilihan tema pada pola batik yang Digambar. Siswa juga menentukan sendiri teman dan kelompok dalam mengerjakan karyanya, karena keterbatasan peralatan menjadikan mereka harus berbagi dalam kelompok.
  • Ownership, dimana siswa memiliki tanggung jawab untuk mengelola semua alat dan bahan yang mereka gunakan dengan baik. Selama berkarya, semua siswa menunjukkan keseriusan dan kedisiplinan dalam bersikap, mengusahakan yang terbaik pada batik yang mereka buat.

2.     Alasan Pemilihan Program Membatik

     Batik merupakan salah satu karya tradisional asli dari Surakarta. Inilah yang menjadi alasan utama pemilihan program yang diharapkan berdampak positif pada murid SDN Tumenggungan. Alasan lain adalah peralatan dan bahan yang diperlukan mudah didapat, relative murah dan dapat dipakai dalam jangka panjang.


     Proses yang Dilakukan :

a.     Membuka dialog antara guru kelas dengan Kepala Sekolah

b.     Guru berdiskusi dengan murid tentang teknis pelaksanaan program.

c.   Guru berdialog dengan wali murid untuk membuka peluang kontribusi wali murid

d.     Persiapan alat dan bahan, dilakukan oleh guru dan wali murid secara kolaborasi.

e.     Time line pelaksanaan kegiatan :      

      8 – 9 Juni  : Membuat pola batik pada kain

      13 Juni :  Pelilinan (Nglowong/nyanthing)

      14 Juni : Pewarnaan (dengan pewarna batik)

15 Juni : Mengeblok/nembok (mewarna dasar pada kain)

16 Juni : Pelapisan waterglass dan pencelupan (nglorot)



    

Proses membuat pola pada kain




Tahap Pelilinan/Nglowong/Nyanthing (menebalkan pola dengan lilin)



Tahap Pewarnaan/Nyloret



Tahap Pengeblokan/Nembok



Pelapisan Waterglass



Proses Pencelupan




3.     Hasil dari Program Membatik

    Batik hasil dari karya siswa cukup berdiferensiasi. Ada beberapa yang sudah bagus, namun ada pula yang kurang bagus karena mereka pada taraf belajar.

   Hasil lain yang dapat dipetik adalah dengan terlaksananya kegiatan ini kerjasama murid semakin kuat, Persahabatan antar murid tidak tersekat, semua dapat berbaur dan saling bantu untuk menyelesaikan karya batik mereka.

 

B.   PERASAAN (FEELING)

     Ketika saya melakukan aksi nyata berupa program membatik tulis ini, saya cukup yakin dapat membawa semangat positif pada murid-murid saya. Saya bersemangat dan berpikiran positif, bahwa proses akan berjalan baik dan sesuai rencana.

 

      Setelah selesai pada proses terakhir, perasaan saya cukup puas dan lebih bersemangat lagi untuk melanjutkan dan membawa kegiatan belajar membatik ini menjadi program ekstra kurikuler sekolah, tidak hanya khusus bagi murid kelas V, namun bagi semua murid SDN Tumenggungan yang tertarik untuk belajar membatik tulis.

 

C.    PEMBELAJARAN (FINDING)

     Proses kegiatan membatik yang baru pertama kali dilakukan di SDN Tumenggungan ini cukup berhasil, meski ada beberapa murid yang bersikap kurang kooperatif dengan mengganggu teman lain atau kurang tertib saat bekerja.


    Hasil akhir batik yang telah dicelup dan dikeringkan ternyata kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena saat melapisi waterglass, kain batik belum benar-benar kering setelah pengeblokan.


   Hal positif yang saya temukan tentu lebih besar dibandingkan dengan kendala yang muncul. Saya melihat antusiasme murid-murid saya dalam berkarya. Sangat Nampak aspek kepemimpinan murid dalam sikap dan perilaku mereka, dimana mereka dapat bertanggung jawab dengan semua aktvitas mereka hingga proses selesai. Kesalahan yang mereka buat, seperti menumpahkan pewarna, mengotori ruangan, mereka selesaikan dan perbaiki secara mandiri tanpa merepotkan satu sama lain.

 

D.    PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

   Sebagai kegiatan rintisan program life skill, membatik ini akan kami lanjutkan pada semester depan sebagai program ekstra kurikuler sekolah.


     Saya Bersama Kepala Sekolah dan rekan guru lainnya, akan mengembangkan program ini, dan ke depan kami berharap Membatik Tulis dapat menjadi program unggulan di sekolah kami. Sebagai kearifan local asli Solo, batik tulis memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Dengan menguasai salah satu keterampilan karya seni tradisional asli Solo, diharapkan dapat dikembangkan menjadi salah satu sumber pendapatan murid-murid sekolah kami kelak setelah lulus sekolah.

 

 

Dokumentasi kegiatan belajar membatik dapat dilihat pada link youtube berikut :


https://youtube.com/watch?v=KPspL-2gaOk&feature=share


Demikian aksi nyata saya, semoga bermanfaat.

Terima kasih...




Rikana Sulistyaningrum, S.Pd, M.Pd

CGP Kota Surakarta – Angkatan 4









Selasa, 24 Mei 2022

PEMETAAN ASET/SUMBER DAYA SDN TUMENGGUNGAN SURAKARTA

 



Assalamu’alaikum…

Salam semangat dan Bahagia.

 

Sebagai seorang pemimpin kita harus mampu memetakan segala aset yang dimiliki oleh sekolah. Pemetaan aset ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh sekolah yang nantinya akan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan juga melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

Saya adalah guru kelas V di SDN Tumenggungan Surakarta. Setelah mempelajari materi tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya mencoba untuk melakukan pemetaan asset yang dimiliki oleh sekolah saya, dengan berfokus pada kekuatannya.

 

Pemetaan 7 Kelompok Aset – Sumber Daya yang dimiliki Sekolah

SD Negeri Tumenggungan Surakarta, terletak di lokasi yang cukup strategis, yaitu di tengah kota Surakarta, tepatnya di Jl. Ronggowarsito No. 142 Kelurahan Timuran, kecamatan Banjarsari. Area sekolah tidak terlalu luas, namun halaman sekolah berada di bagian depan dan cukup luas, langsung menghadap ke jalan raya satu arah yang cukup padat lalu lintasnya.

Berikut pemetaan aset-aset atau sumber daya yang dimiliki SD Negeri Tumenggungan Surakarta.

 

1.   Modal Manusia

Formasi tenaga pendidik dan kependidikan pada SDN Tumenggungan terdiri dari seorang Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 orang guru Penjasorkes, 1 orang guru Pendidikan agama Islam, 1 orang guru Pendidikan Agama Katholik, 1 orang tenaga administrasi, dan 1 orang penjaga sekolah.


Keduabelas tenaga pendidik dan kependidikan tersebut berimbang antara yang berusia senior (menjelang pension) dan lebih junior. Namun dalam hal penguasaan IT dapat dikatakan 75 % menguasai. Hal ini sangat mendukung segala kegiatan yang dilaksanakan sekolah utamanya dalam pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu. Disamping itu, diantara kepala sekolah, guru, dan juga staff memiliki kerukunan dan kekompakan yang sangat erat dan selalu saling membantu jika menemui masalah-masalah baik berkaitan dengan pembelajaran maupun yang lainnya.



Bapak Ibu guru beserta tenaga kependidikan

 


Siswa-siswi SDN Tumenggungan


Berada di tengah kota, dengan lokasi strategis, SDN Tumenggungan termasuk sekolah yang diminati oleh masyarakat. Dari tahun ke tahun SD ini memiliki jumlah siswa yang cukup banyak, hingga muncul peraturan pemerintah tentang penerimaan siswa dengan system zonasi. Saat ini siswa SDN Tumenggungan tercatat hanya total 77 siswa dari kelas I hingga kelas VI, jumlah yang dibilang minimum. Hal ini disebabkan karena dalam satu kelurahan yaitu Timuran, terdapat 4 SD Negeri lainnya, dan beberapa SD di luar kelurahan Timuran yang lokasinya berdekatan, sehingga siswa jenjang SD yang bertempat tinggal di wilayah ini pada akhirnya terbagi-bagi di beberapa SD negeri tersebut.

Meskipun demikian, jumlah siswa yang berkurang tidak menyurutkan semangat dan motivasi siswa maupun guru untuk beraktivitas di sekolah. Guru SDN Tumenggungan selalu mengedepankan pembelajaran yang berpihak pada anak, dan para siswa di sekolah ini adalah siswa-siswi dengan karakter semangat, ceria, optimis, dan aktif.

 

1.   Modal Sosial

Modal sosial yang dimiliki SDN Tumenggungan diantaranya adalah tata tertib yang mengatur segala tingkah laku baik guru maupun siswanya sesuai dengan 8 standar pendidikan. Sekolah ini juga melaksanakan beberapa pembiasaan untuk meningkatkan disiplin, sikap religius, dan juga rasa nasionalisme. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional di setiap pagi, kegiatan literasi, kegiatan Jum’at sehat dengan senam bersama guru dan siswa, dan juga melaksanakan kegiatan kebersihan sekolah dan lingkungan sekitar sekolah secara berkala. 


Selain itu sekolah ini juga memiliki komunitas praktisi yang dijadikan tempat untuk saling berbagi antara guru dalam meningkatkan kompetensi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.



Beberapa kegiatan pembiasaan siswa

 

3.   Modal Fisik

Asset fisik yang dimiliki SDN Tumenggungan diantaranya adalah 6 ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran, 1 ruang kepala sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang computer, 1 ruang agama, 1 ruangan sebagai gudang, 4 kamar kecil siswa, 1 kamar kecil guru, 1 ruang UKS, kantin, 1 ruang penjaga sekolah, musholla, tempat parkir, dan halaman yang luas untuk kegiatan olahraga dan kumpul bersama. Infrastruktur pendukung pembelajaran yang dimiliki berupa alat peraga pendidikan, media pembelajaran, dan jaringan internet. Sekolah ini juga memiliki wastafel, saluran pembuangan air dan lokasi strategis di tengah kota dan berdekatan dengan banyak kantor pemerintahan serta beberapa sarana public lainnya.

 

4.   Modal Lingkungan/Alam

Modal lingkungan/alam yang dimiliki sekolah ini diantaranya sirkulasi udara yang bersih dengan beberapa pohon-pohon besar sebagai perindang, taman sekolah yang luas dan asri dan juga tanaman toga. Sekolah ini juga memiliki ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan untuk area bermain bagi murid-murid.


                                            Area sekolah yang hijau banyak pepohonan


5.   Modal Finansial

SDN Tumenggungan merupakan salah satu sekolah negeri penerima dana BOS dari pemerintah pusat, sehingga tidak ada pungutan sama sekali yang dibebankan kepada wali murid untuk penyelenggaraan pendidikan siswa.

 

6.   Modal Politik

SDN Tumenggungan bersinergi dengan pemerintah kota Surakarta dalam penyelenggaraan Pendidikan, baik dengan Dinas Pendidikan maupun berbagai dinas lainnya. Pada momen tertentu, SDN Tumenggungan juga bekerjasama dengan Pemerintah Kalurahan Timuran, Puskesmas, Babinsa, Dinas Perhubungan, Rumeh Sakit PKU, tokoh-tokoh masyarakat, serta pihak-pihak lain yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

 

7.   Modal Agama dan Budaya

Guru maupun siswa SDN Tumenggungan terdiri dari 3 agama, yaitu Islam, Kristen dan Katholik. Dengan demikian kegiatan keagamaan di sekolah ini juga mengakomodasi ketiga agama tersebut. Sedangkan budaya, karena 100 % warga SDN Tumenggungan adalah asli Solo, maka semua kegiatan kebudayaan yang dicanangkan pemerintah kota Surakarta, juga diikuti oleh semua warga SDN Tumenggungan, seperti mengikuti kegiatan kirab budaya, peringatan-peringatan tradisi Solo, kegiatan tahunan Solo Menari, dan lain sebagainya.

 

Demikianlan hasil pemetaan 7 aset atau sumber daya yang dimiliki oleh SD Negeri Tumenggungan Surakarta, yang harapannya dapat dimanfaatkan dan dikelola untuk kemajuan pendidikan di sekolah dan pelaksanaan pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Semoga bermanfaat bagi semua pembaca. Terima kasih...

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

 





Minggu, 22 Mei 2022

AKSI NYATA MODUL 3.1

"Pemberian Aktivitas Belajar Mandiri di Kelas saat Guru Bertugas di luar Sekolah"


Assalamu'alaikum..,

Berikut adalah catatan kecil untuk melengkapi tugas Praktik Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Modul 3.1 Program Pendidikan Guru Penggerak.

PERISTIWA (FACT)

Latar Belakang Peristiwa yang Dihadapi

Sebagai guru kelas, saya juga memiliki tugas tambahan di luar tugas utama saya mengajar. Selain bertugas sebagai bendahara sekolah, saya juga sering ditugaskan mewakili sekolah untuk menghadiri pertemuan berkaitan dengan kepegawaian. Hal ini membuat saya harus sering meninggalkan kelas atau jam mengajar saya, dan membuat saya merasa berhutang pada siswa saya. Saya mengalami dilema etika dimana "benar bagi saya untuk mewakili sekolah" dan "penting bagi saya untuk tetap mengajar di kelas". Saya berpikir bahwa penting bagi saya untuk menyiapkan aktivitas dan tugas bagi siswa untuk dapat belajar secara mandiri.

Alasan Melakukan Aksi

Saya memberikan aktivitas berupa belajar mandiri dan penugasan secara individu dengan tujuan untuk mendorong siswa untuk tetap belajar meskipun tanpa keberadaan saya di kelas, dan berusaha untuk memahami dan mendalami lagi materi di rumah dengan penugasan yang ringan. Saat bersua kembali di sekolah, maka waktu yang sempit saya gunakan untuk mereview hasil belajar mereka, melengkapi yang masih kurang dan memperbaiki konsep siswa yang belum tepat. Saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengatasi masalah ini.

Uji Pengambilan Keputusan yang Dilakukan

1) Nilai yang bertentangan : Benar versus benar 

2) Pihak yang terlibat dalam peristiwa : Saya, Kepala Sekolah, siswa kelas V 

3) Fakta yang relevan : Saya sering meninggalkan tugas mengajar 

 4) Pengujian benar/salah : 

 a. Uji legal : tidak ada aspek pelanggaran hukum pada situasi saya 

 b. Uji regulasi : tidak ada pelanggaran kode etik saya sebagai guru 

 c. Uji intuisi : tidak ada tindakan saya yang perlu dicurigai sebagai tindakan pelanggaran 

 d. Uji publikasi : tidak masalah jika aktivitas saya ini dipublikasikan. 

5) Paradigma dilema yang saya hadapi : individu lawan masyarakat 

6) Prinsip resolusi : Berpikir berbasis rasa peduli dan peraturan 

7) Investigasi opsi trilemma : Memberikan aktivitas mandiri pada siswa, Kepala Sekolah bersedia menggantikan saya mengajar di kelas. 

8) Keputusan yang saya ambil : Menyiapkan tugas berupa aktivitas baik individu maupun kelompok pada siswa kelas V saat saya harus tugas ke luar sekolah. 

9) Refleksi : a) Siswa saya tetap mendapatkan haknya yaitu memperoleh materi pembelajaran dari saya. serta b) Materi pelajaran tetap dapat terselesaikan.


Hasil Aksi Nyata

Siswa dapat memahami materi dengan baik, dan mendapatkan nilai yang cukup memuaskan saat saya adakan penilaian harian. Itu artinya tugas aktivitas yang saya berikan dapat diterima dengan baik oleh siswa saya.


PERASAAN (FEELING)

Sebelum saya menjalankan aksi ini, saya merasa ragu akan berhasil, namun saya tidak punya pilihan lain, karena saya juga harus melaksanakan tugas yang diamanahkan oleh atasan saya untuk mewakili sekolah. 

Saat saya melakukan praktik aksi nyata ini, saya merasa harus memotivasi diri, dan meyakinkan diri bahwa semua tindakan yang saya lakukan akan memberikan hasil yang baik. Dan jika hasil belajar siswa kurang baik, sudah menjadi kewajiban saya untuk memperbaikinya. 

Setelah melihat hasil belajar siswa, alhamdulillah saya merasa bersyukur, ternyata komitmen siswa untuk tetap belajar secara mandiri di kelas, membuahkan hasil yang baik, meski tidak 100 % siswa bisa belajar secara mandiri.


PEMBELAJARAN (FINDING)

Bahwa penugasan mandiri yang saya berikan ketika saya harus meninggalkan jam mengajar, tidak selalu membuahkan hasil yang baik. Ada kalanya beberapa siswa sama sekali tidak mengerjakan apa yang telah saya perintahkan, karena mereka tidak termotivasi tanpa kehadiran gurunya. Maka penting bagi saya untuk tetap mengulang materi meskipun secara singkat, untuk menajamkan pemahaman siswa saya terhadap satu materi. 

Pembelajaran berdiferensiasi sangat membantu untuk saya terapkan dalam pembelajaran di kelas saya supaya waktu yang sempit dapat saya manfaatkan secara lebih maksimal.


PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Rencana Perbaikan Tugas tambahan selain mengajar sebagai guru kelas, tidak dapat dihindari di jenjang pendidikan dasar, apalagi di SD Negeri. Maka dari itu, karena saya telah menyadari potensi saya, dan berkomitmen dengan kemampuan serta amanah yang diberikan oleh atasan, maka wajib bagi saya untuk me-manage diri dan pikiran saya dengan baik, membagi perhatian untuk tetap fokus pada pembelajaran dan bisa fokus pada tugas samping dari atasan. Saya akan menerapkan pendekatan pembelajaran dengan lebih kreatif dan variatif untuk memenuhi kebutuhan siswa di kelas saya. Saya juga akan melibatkan rekan sejawat untuk membantu mendampingi siswa saya belajar di kelas saat saya tidak ada. Termasuk juga, saya akan tetap melibatkan orang tua siswa dalam pendampingan belajar di rumah masing-masing.


Praktik pembelajaran berdiferensiasi dapat dilihat di chanel saya berikut :

https://youtu.be/nozwbzJXbVk

Semoga bermanfaat dan terima kasih...

Wassalamu'alaikum wr. wb.




AKSI NYATA MODUL 3.3

  AKSI NYATA MODUL 3. 3   Pengelolaan Program Sekolah yang Berpihak pada Murid PROGRAM EKSTRAKURIKULER SEK...